siang yang larut di bumi gelap Indonesia,
seorang lelaki tua, sang peminum arak, dan satu pemuda dengan bara yang menyala di dadanya
seorang wanita dengan semangat kerja yang membabi buta, wanita paruh baya yang dibutakan harta, dan satu wanita muda yang perkasa, tambun dan mengagumkan....
dan hampir tertinggal, seorang kyai yang setiap hari tersayat hatinya...
tak jelas lagi siang atau malam di gelap Indonesia karena semua menjadi absurd, tak jelas lagi mana yang membagi kecerahan mana gelap yang sempurna.
sang lelaki tua pemimpin itu mulai acuh dan lelah dan hampir berlalu juga masanya, sang peminum arak kian menjadi lelap dan menikmati mimpinya dari ujung imaji yang tak berpangkal. sementara sang pemuda sibuk berkelana dalam pencarian cinta yang melenakannya...
wanita tua itu adalah semangat yang menyalak dalam hiruk pikuk manusia pekerja yang kian tiada artinya. wanita paruh baya itu sudah seperti ratu yang menguasai alam di sekitarnya. untungnya, Indonesia masih memiliki wanita muda yang gendut tapi mengagumkan itu. yang bekerja tanpa pernah tahu dimana sebenarnya ia berpijak. yang membuat kebingungan adalah sesuatu yang ceria.
dan ironinya adalah, ketika cerah yang dibawa sang kyai belum jua menyebar ke seluruh alam sekitarnya. sang pemimpin masih saja tak peduli, sang wanita paruh baya masih saja menjadi ratunya, dan wanita muda itu masih saja tak jelas dimana ia berpijak.
dan aku kian lelah dan hampir terlelap.........semoga cerah datang dan lelahku hilang, dan lelapku menjadi cahaya yang menjalar di ujung imajiku....
Kepada Indonesiaku
Monday, December 04, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
sang wanita gendut sudahlah berpijak. Berpijak tidak pada akarnya. Berpijak bukan dengan parasitnya. Her giant feet has landed on both sides.
Post a Comment