hari hari yang menunggu terang
kepada denmas sudrun di pantai utara jawa
denmas, sajak sampean ora isa turu pirang dina iki. apa sing dadi pikiran denmas? apa ana sing isih kurang saka rahmat kang wis sumebar ana ing donya. kabeh iku denmas, wis katulis ana ing buku gede ana ing akherat, dadi sampeyan ora susah ndadak bingung lan gelo marang apa kang wis katulis mau. ora kabeh becik merga ala iku sejatining ana ing sak njerone ati manungsa.
aku ngerti sampeyan ora percoyo yen gusti iku ana lan kuwasa, tapi coba ndelengen kahanan sing ana denmas. kabeh ora bakal isa kaleksanan menawa diatur manungsa. aku ngerti pas moco baris iki sampeyan gumuyu merga gusti iku barang kan ora katon kanggomu, ora nyatha. ya nuwun sewu wae denmas nak omonganku ora kena ing ati sampeyan. tapi tenan kok denmas, kabeh iki gampang lan bener menawa dewe percaya ana sing ngatur makhluk. yen ora ana sing ngatur makhluk, ya mestine dewe ora isa mikir merga kabeh mestine gampang merga kabeh diatur sak karepe dewe.
ngono kuwi lah denmas, sing tak ngerteni bab anane Gusti. aku ya nduwe gela kaya sampeyan, tapi saben atiku tak tata kanggo semeleh marang Gustiku, rasane kok dadi ayem tentrem. aku dadi kaya nduwe kekuatan maneh, dadi sekti mandraguna.
wis denmas, muga gelamu isa dadi panglipur atimu......
salam,
dimas ganjur
Wednesday, May 30, 2007
Tuesday, May 29, 2007
kesetiaan yang sia-sia
api itu terbakar dan menyemburatkan warna merah darah menyala,
air itu membuncah menjadi air bah yang menghentikan gerak segala makhluk,
tanah itu menjadi busuk dan menyatu dengan bangkai-bangkai yang dikuburkan,
sementara udara adalah nafas yang tersengal-sengal termakan usia,
jikalau semuanya tidak bisa seperti sedia kala, mengapa harus mencumbu kesetiaan yang sia-sia?
namun orang bijak selalu berkata, tak ada sesuatu yang sia-sia karena semuanya memiliki makna yang selalu tersembunyi di balik kesia-siaan itu....
terbakarnya api adalah anugrah kehangatan dan panas yang dirindukan dingin
air bah telah meluluskan berjuta asa segala makhluk dan menghentikan segala kesakitannya
tanah busuk menghadirkan kesuburan yang luar biasa
sementara udara seberapapun tuanya akan selalu menjadi udara yang hembusannya menjadi angin yang menyegarkan.......
jakarta, 30 mei 07
kepada semburat merah yang mengawali hari ini
api itu terbakar dan menyemburatkan warna merah darah menyala,
air itu membuncah menjadi air bah yang menghentikan gerak segala makhluk,
tanah itu menjadi busuk dan menyatu dengan bangkai-bangkai yang dikuburkan,
sementara udara adalah nafas yang tersengal-sengal termakan usia,
jikalau semuanya tidak bisa seperti sedia kala, mengapa harus mencumbu kesetiaan yang sia-sia?
namun orang bijak selalu berkata, tak ada sesuatu yang sia-sia karena semuanya memiliki makna yang selalu tersembunyi di balik kesia-siaan itu....
terbakarnya api adalah anugrah kehangatan dan panas yang dirindukan dingin
air bah telah meluluskan berjuta asa segala makhluk dan menghentikan segala kesakitannya
tanah busuk menghadirkan kesuburan yang luar biasa
sementara udara seberapapun tuanya akan selalu menjadi udara yang hembusannya menjadi angin yang menyegarkan.......
jakarta, 30 mei 07
kepada semburat merah yang mengawali hari ini
Monday, May 28, 2007
hari ke dua puluh sembilan
apa kabarmu hari ini? tentunya baik-baik saja karena sudah satu bulan ini kau bercengkerama dengan dirimu sendiri. pastilah sudah banyak kebijaksanaan yang kau raih dari menyendiri. aku yakin itu, sangat yakin sebab manusia menjadi bijak dengan perbincangan yang ia lakukan dengan dirinya sendiri. memahami orang lain itu selalu dimulai dengan memahami diri sendiri.
sungguh, aku baru sadar bahwa sahabat terbaik kita adalah kematian karena ia tak pernah ingkar dan menawarkan keabadian kepada kita. tahukah kau tentang hal itu? tentunya kau tahu karena setelah sekian lama kau mencumbui diri sendiri, pastilah kau sudah temukan hakikat sahabat sejatimu.
dalam diam, kita akan menemukan keabadian dan kebijaksanaan, tapi dalam keramaian kita menemukan kesepian yang abadi, diam yang abadi......
jadi apa kabarmu hari ini? pastilah kau baik-baik saja karena aku tak pernah mendapatkan berita tentangmu sepanjang waktu yang kuingat. dan aku berharap kau akan baik-baik saja sampai akhirnya sahabat terbaikmu menjemput. bukan aku, bukan pula keluargamu, bukan pula kolega-kolegamu. sahabat terbaik yang berjanji akan menjemputmu dan akan membawamu kepada keabadian.
pada hari ke duapuluh sembilan, adakah asa yang kau simpan dari kabar yang kau sampaikan?
apa kabarmu hari ini? tentunya baik-baik saja karena sudah satu bulan ini kau bercengkerama dengan dirimu sendiri. pastilah sudah banyak kebijaksanaan yang kau raih dari menyendiri. aku yakin itu, sangat yakin sebab manusia menjadi bijak dengan perbincangan yang ia lakukan dengan dirinya sendiri. memahami orang lain itu selalu dimulai dengan memahami diri sendiri.
sungguh, aku baru sadar bahwa sahabat terbaik kita adalah kematian karena ia tak pernah ingkar dan menawarkan keabadian kepada kita. tahukah kau tentang hal itu? tentunya kau tahu karena setelah sekian lama kau mencumbui diri sendiri, pastilah kau sudah temukan hakikat sahabat sejatimu.
dalam diam, kita akan menemukan keabadian dan kebijaksanaan, tapi dalam keramaian kita menemukan kesepian yang abadi, diam yang abadi......
jadi apa kabarmu hari ini? pastilah kau baik-baik saja karena aku tak pernah mendapatkan berita tentangmu sepanjang waktu yang kuingat. dan aku berharap kau akan baik-baik saja sampai akhirnya sahabat terbaikmu menjemput. bukan aku, bukan pula keluargamu, bukan pula kolega-kolegamu. sahabat terbaik yang berjanji akan menjemputmu dan akan membawamu kepada keabadian.
pada hari ke duapuluh sembilan, adakah asa yang kau simpan dari kabar yang kau sampaikan?
Monday, May 21, 2007
Semuanya sudah dalam pengaturanNya dengan demikian indah, dan pertentangan yang terjadi di dunia ini pastilah sesuatu yang indah pula.........
Lelaki itu tetap saja diam sementara dalam pikirannya berkecamuk perang antara idealisme dan kenyataan yang harus ia hadapi. Dan lelaki tua yang berkuasa itu tetap saja menghajarnya dengan seribu macam kata-kata yang ketika sampai ke telinga lelaki itu bagaikan jutaan senjata rahasia ninja yang tidak jelas wujudnya.
"Aku bukan siapa-siapa, jadi tak perlu juga aku engkau bunuh," gumam lelaki itu dalam hati.
Ingatannya lalu kembali ke suatu saat ketika seseorang yang pikirnya dikenalnya dengan baik menghujatnya dengan kata-kata yang menyesakkan dadanya,"lagakmu bak penguasa saja!". Begitu banyak kebesaran Tuhan yang disampaikanNya dengan cara yang demikian indah. kegalauan hati lelaki itu adalah keindahan yang luar biasa. Barangkali tanpa kegalauan itu, seorang lelaki sepertinya akan memilih untuk bunuh diri atau berhenti menjadi dirinya sendiri karena tanpa berpikir, maka ia tiada.
Setelah selesai segala macam kericuhan yang ditimbulkan oleh lelaki tua itu, lelaki itu keluar dengan gontai, matanya nanar menatap kehampaan, hidungnya mengendus tembok tebal yang akan kemudian menimpanya. Semuanya menjadi gelap dihadapannya sementara cahaya yang diharapkannya mulai meredup. Setelah sampai di peraduannya, ia pun menuliskan surat kepada Tuhannya:
Tuhan, sementara aku mencari terang, kegelapan adalah berkah karena terang yang ditemukan dalam gelap sangatlah bermakna. sekali lagi terimakasih Tuhan, karena tanpa kegelapan itu, aku terlalu angkuh untuk mengakui betapa bermaknanya terang. tanpa galau, aku tak akan pernah menikmati hidup yang dinamis dan begitu bermakna.
namun tanpa bermaksud lancang kepadaMu, aku sangat mengharap engkau akan berbaik hati kepadaku sebagaimana kebaikan yang selalu Engkau berikan kepadaku dengan menghadirkan terang dalam gelapku ini.
salam,
lelaki yang dalam gelisahnya merindukan terang.......
Setelah ia menyelesaikan suratnya, lelaki itu lelap dengan mimpinya............
Wednesday, May 16, 2007
Memahami kehati-hatian
kau datang tanpa pesan apapun dan kau pergi pun tanpa lagi mengatakan sepatah kata pun
semua gelap karena kau selalu berhati-hati melihat setiap kejadian dan kau selalu tidak berhati-hati dalam menjalani setiap kejadian
kepada alam yang enggan juga berpihak pada keajaiban
kepada kemuskilan atas setiap kejadian
biarlah hanya setetes saja asa, biarkanlah semua menjadi makna yang abadi
kau datang tanpa pesan apapun dan kau pergi pun tanpa lagi mengatakan sepatah kata pun
semua gelap karena kau selalu berhati-hati melihat setiap kejadian dan kau selalu tidak berhati-hati dalam menjalani setiap kejadian
kepada alam yang enggan juga berpihak pada keajaiban
kepada kemuskilan atas setiap kejadian
biarlah hanya setetes saja asa, biarkanlah semua menjadi makna yang abadi
Sunday, May 13, 2007
Matematika kesetiaan
Jika a = setia dan b = setia,
Maka a + b = setia
Jika a = tidak setia dan b = tidak setia,
Maka a + b = tidak setia
Jika a = setia dan b = tidak setia,
Maka a + b = setia tidak setia
Jika a = tidak setia dan b = setia,
Maka a + b = tidak setia setia
Jika a adalah aku, dan b adalah kau
Maka kesetiaan bukanlah hal yang mesti diperdebatkan karena cinta yang mestinya ada di antara kita.
Jika a = setia dan b = setia,
Maka a + b = setia
Jika a = tidak setia dan b = tidak setia,
Maka a + b = tidak setia
Jika a = setia dan b = tidak setia,
Maka a + b = setia tidak setia
Jika a = tidak setia dan b = setia,
Maka a + b = tidak setia setia
Jika a adalah aku, dan b adalah kau
Maka kesetiaan bukanlah hal yang mesti diperdebatkan karena cinta yang mestinya ada di antara kita.
Thursday, May 10, 2007
menjadi kabut
yang aku tahu, enam bulan lalu aku masih berjalan ke arah yang jelas, melewati banyak rintangan, tapi jelas sekali arah yang kutuju,
yang aku tahu, enam bulan kemudian aku masih berjalan ke arah yang jelas, dan arah itu menjadi kabut, pekat dan tak bisa aku melihatnya
yang aku tak tahu, dalam enam bulan, kabut itu begitu dasyatnya membuatku menjadi bebal, menjadi mengabaikan otakku, dan membiarkan diriku menjadi jasad yang seutuhnya
lalu?
entah
jadi?
entah
karena semua menjadi kabut, pekat dan aku tak bisa lagi melihat,
selamat malam, semoga damai selalu menyertai pekat dalam kabut.......
yang aku tahu, enam bulan lalu aku masih berjalan ke arah yang jelas, melewati banyak rintangan, tapi jelas sekali arah yang kutuju,
yang aku tahu, enam bulan kemudian aku masih berjalan ke arah yang jelas, dan arah itu menjadi kabut, pekat dan tak bisa aku melihatnya
yang aku tak tahu, dalam enam bulan, kabut itu begitu dasyatnya membuatku menjadi bebal, menjadi mengabaikan otakku, dan membiarkan diriku menjadi jasad yang seutuhnya
lalu?
entah
jadi?
entah
karena semua menjadi kabut, pekat dan aku tak bisa lagi melihat,
selamat malam, semoga damai selalu menyertai pekat dalam kabut.......
sedari dulu....
apabila sedari dulu kesalahan itu adalah bagian dari pengaturan Tuhan, akankah kita berani berhenti saling menghujat?
sedari dulu, kita tak pernah berhenti menjadi makhlukNya, dan tidak pernah berhasil menghindari kesalahan yang kita perbuat,
jadi kapan, kita berhenti menghujat dan menyakiti?
apabila sedari dulu kesalahan itu adalah bagian dari pengaturan Tuhan, akankah kita berani berhenti saling menghujat?
sedari dulu, kita tak pernah berhenti menjadi makhlukNya, dan tidak pernah berhasil menghindari kesalahan yang kita perbuat,
jadi kapan, kita berhenti menghujat dan menyakiti?
Subscribe to:
Posts (Atom)