Wednesday, January 30, 2008

matinya sebuah keajaiban

pada hari keduapuluhtujuhtahunduaribudelapan.........

sesaat setelah kejaiban itu dinyatakan sudah sangat tua dan sudah tiba waktunya untuk kembali ke hadapan yang kuasa,
jadi pada saat itu sang keajaiban itupun mati, meninggalkan jutaan caci maki dan ratusan juta pujian dan tanda jasa....

sudahkah kita menjadi arif pada diri kita sendiri untuk menjadi pelupa akan keburukan orang dan hanya mengingat kebaikan yang ia perbuat.....

sugeng sare, selamat beristirahat untuk keajaiban yang telah memberi banyak nafas kepada orang-orang tersayang. selamat jalan.......

pancasila ada lima rupa-rupa warnanya......

Wednesday, January 23, 2008

pada akhirnya.........



hari keduapuluhsekian bulan kesatu tahun kedelapan pada millenium ketiga, aku menyapamu seperti biasanya dengan mata berbinar, engkau pun membalas sapaanku lalu sebagaimana biasa kita bercakap seolah kita tidak bercakap selama bertahun lamanya.



lalu pada satu saat kau memulai topik baru yang membuatku terhenyak dan tersadar bahwa percakapan kita selama ini tidaklah sesuatu yang nyata. kau memulainya dengan berkata bahwa ada seseorang yang menyukaimu dan sepertinya kau tak kuasa menolaknya. tanpa kau tahu, mata berbinarku menjadi redup dan dadaku rasanya mulai sesak untuk menghirup oksigen.



apabila semua memang sudah mendapatkan pengaturan yang sempurna dari Tuhan, pastilah semuanya berada dalam keindahan yang sempurna dan seimbang. selanjutnya, akan menjadi berkah bagi siapa saja yang hidup di dunia dan menjalaninya. dan aku dan engkau adalah bagian dari pengaturan itu, dari kesempurnaan yang indah itu. jadi mengapa menjadi sesak dadaku dan mengapa menjadi redup binar di mataku? semua karena aku adalah manusia biasa yang tumbuh besar dari seonggok daging, dari setetes air yang membatalkan wudhu.



waktu adalah raja yang tak terkalahkan oleh siapapun di dunia sehingga kebijaksanaan yang mulia adalah meletakkan semua sifat manusiawi yang ada dan kemudian mendekat kepada status hening sehingga dapat lebih memahami keputusan Khalik yang dengan kuasaNya mengatur makhluk.

barangkali aku selama ini telah memahamimu ternyata aku hanya mengambil satu sudut saja dari banyak sisi yang harus diperhatikan untuk menjadi paham akan dirimu. lalu seseorang yang tak tampak dan selalu berada di sampingku berkata, liatlah bagaimana rasa itu menggelapkan mata. lalu ketika mata itu menjadi terang pada situasi yang tidak diinginkan, binar mata menjadi redup dan dada menjadi sesak. karena kita adalah makhluk yang tidak bisa menerima titah tanpa sekalipun melanggarnya, lihat bagaimana adam turun ke dunia. jadi sudah sewajarnya kalau aku meratapinya, tapi sudah sepantasnya kau mengembangkan sayapmu merengkuh dunia yang semestinya sudah kau nikmati bertahun tahun yang lalu.

jadi pada akhirnya, aku menyerah pada kenyataan dan perlahan mulai menghentikan mimpi yang selalu ada di benakku karena mimpimu sudah kau rengkuh sementara mimpi kita terlalu absurd.

bagi burung-burung yang terbang lepas di tengah kerumunan manusia di orchad road yang memberi inspirasi, jangan kau genggam burung itu begitu erat meski karena sayang karena sang burung pasti memimpikan terbang.............